KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
A. Pengertian mengelola kelas.
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata,
yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan berasal dari kata “kelola” yang
ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”.
Pengelolaan dalam pengertian umum adalah pengadministrasian
pengaturan atau penetaan suatu kegiatan.
Menurut Abu Ahmadi, pengelolaan dalam proses
belajar mengajar ada beberapa tahap diantaranya :
·
Perencanaan
·
Pengorganisasian
·
Pengarahan
·
Pengawasan.[1]
kelas adalah suatu kelompok otang yang
melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru.[2]
Menurut Jhon I . Bolla yang dikutip Didi Supriadi pengelolaan Kelas
ialah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal, apabila terdapat agangguan dalam
proses belajar baik yang bersifat gangguan kecil dan sementara maupun yang
bersifat gangguan yang berkelanjutan.[3]
Kemudian menurut Arikunto yang dikutip oleh
iskandar menyatakan bahwa pengelolaan kelas ialah suatu uisaha yang dilakukan
oleh penanggung jawab dalam suatu kegiatan pembelajaran.[4]
Sedangkan menurut Uzer Usmanyang dikutip oleh
E. Mulyasa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya jika terjadi
gangguan dalam proses pembelajaran, seperti penghentian prilaku siswa dalam
memindahkan perhatian kelas, memberikan
ganjaran bagi siswa yang tidak
tepat waktu dalam menyelesaikan tugas.[5]
pengelolaan kelas ini terbagi menjadi dua,
yaitu bersifat fisik, dan bersifat non Fisik. Pengelolaan kelas yang bersifat
Fisik adalaah mencakup pengaturan atau penataan ruang kelas, parabot kelas ,
dan pengaturan siswa-siswi. Sedangkan pengelolaan kelas yang bersifat nonfisik
berkenaan dengan masalah interaksi antara guru dengan siswa-siswi, serta ketertiban kelas menjelang, selama, dan
akan berakhirnya kegiatan pembelajaran.[6]
Weber mengemukakan tiga pengertian lain dari
pengelolaan kelas. Ketiga pengertian tersebut adalah berikut ini :
Pertama, pengelolaan kelas adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk mendorong munculnya tingkah laku
siswa yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan.
Kedua, pengelolaan kelas adalah
serangkaian kegiatan yang dilaksanakan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas positif.
Ketiga,
pengelolaan kelas
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan dan
memelihara organisasi yang efektif.[7]
jadi menurut Penulis keterampilan memgelola
kelas ialah suatu kegiatanyang telah di
rencanakan dan dengan sengaja yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal shingga diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan secara Efektif
dan Efesien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
didalam pengelolaan kelas, antara lain sebagai berikut:
Kelas harus dirancang dan dikelola dengan
sukses agar member hasil maksimal. Pendekatan pengelolaan kelas tergantung pada
kemampuan, pengetahuan, sikap guru proses pembelajaran, dan hubungan siswa yang
mereka ciptakan. Untuk itu seorang guru terlebih dahulu harus mengetahui
jenis-jenis kelas, yaitu :
1. Jenis kelas yang selalu gaduh.
2. Jenis kelas yang termasuk gaduh tapi
suasananya positif.
3. Jenis kelas tenang dan disiplin.[8]
Ada beberapa
jenis prilaku yang dapat mengganggu iklim belajar mengajar, antara lain senagai berikut :
a. Tidak adanya perhatian.
Prilaku yang ditunjukkan oleh siswa tersebut
bersumber dari kurangnya perhatian dan motivasi belajar siswa, yang dapat
didorong oleh :
Ø Siswa menganggap tidak penting
terhadap materi pelajaran yang akan dibahas.
Ø Siswa telah merasa telah memiliki
kemampuan dan pemahaman akan materi pelajaran yang aka dibahas.
Ø Siswa merasa bosan atau tidak sesuai
dengan pola mengajar yang diterapkan
guru.
Ø Siswa memandang guru kurang menguasai
materi atau bahan.
b. Prilaku mengganggu.
Prilaku mengganggu ini dapat muncul dari
beberaapa faktor, anatara lain :
Ø Kondisi fsikologis siswa, misalnya
siswa ingin diperhatikan atau MPO ( mencari perhatian Orang)
Ø Siswa pernah mengalami prilaku yang
tidak mengenakan dari guru, sehingga secara tidak sadar ia memiliki perasaan
balas dendam.[9]
Zainal Asril mengatakan bahwa “Suatu kondisi
belajar yang optimal akan dapat tercapai
jika guru mampu mengatur siswa dan saran pembelajaran serta mengendalikannya
dalam suasana yang sangat menyenangkan , untuk mencapai tujuan pembelajaran.”[10]
B. Komponen pengelolaan kelas.
Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen
sebagai berikut :
1. Penciptaan dan pemeliharaan kondisi
iklim pembelajaran yang optimal.
a.
Menunjukkan
sikap tanggap, dengan cara memandang, mendekati,dan memberi reaksi terhadap
gangguan kelas.
b.
Menberi
perhatian secara visual dan verbal.
c.
Memusatkan
perhatian keompok dengan cara menyiapkan peserta didik dalam pembelajaran.
d.
Memberi
petunjuk yan jelas.
e.
Memberi
penguatan ketika diperlukan.
2. Keterampilan yang berhubungan dengan
pengendalian kondisi belajar yang optimal.
a. Memodifikasi prilaku.
Ø Mengajarkan prilaku baru dengan
contoh dan pembiasaan.
Ø Meningkatkan prilaku yang baik
melalui penguatan.
Ø Mengurangi prilaku buruk dengan
hukuman.
b. Pengelolaan kelompok dengan cara :
Ø Peningkatan kerjasama dan
keterlibatan.
Ø Menangani konflik dan memperkecil
masalah yang timbul.
c. Menemukan dan menangani prilaku yang
menimbulkan masalah.
Ø Mengekang secara fisik.
Ø Mengawasi secara ketat.
Ø Mendorong peserta didik untuk
mengungkapkan perasaannya.
Ø Menjauhkan benda-benda yang dapat
mengganggu konsentrasi.
Ø Menghilangakan ketegangan dengan
humor.
Ø Menyusun kembali program belajar.[11]
C.
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru
dalam pengelolaan kelas.
Adapun aspek–aspek yang dilakukan oleh guru
dalam pengelolaan kelas, meliputi :[12]
1. Menciptakan ruangan kelas yang
multidimensional, dan juga buatlah rancangan proses pembelajaran yang
menggambarkan keragaman kemampuan belajar tersebut.
2. Kelompokkan siswa berdasarkan basis
kemampuannya.
3. Persiapkan strategi pembelajaran
untuk kelmpok lamban dengan strategi yang tidak hanya mengantar mereka untuk memahami
tugas-tugasnya, tetapi juga mampu meningkatkan kemampuan belajar mereka.
4. Gunakan strategi belajar bersama
untuk menambah kemampuan dan pengalaman mereka masing-masing.
5. Penataan sarana dan prasarana ruangan
harus sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.[13]
6. Pengelomokkan meja dan kursi
disesuaikan dengan kebutuhan.
7. Dinding kelas dapat digunakan untuk
menempelkan sarana yang digunakan sebagai sumber belajar dan hasil kegiatan
belajar.
D.
Tujuan pengelolaan kelas
Tujuan pengelolaan kelas dapat
dipandang dari dua sisi. Dipandang dari sisi siswa-siswi, tujuan pengelolaan
kelas adalah :
a.
Mendorong
siswa-siswi mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya,
serta sadar untuk mengendalikan dirinya.
b.
Membantu
siswa-siswi mengerti akan tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan
melihat atau merasakanteguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan.
c.
Menimbulkan
rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar
sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.
Sedangkan dari sisi guru tujuan pengelolaan
kelas adalah:
a.
Mengembangkan
pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan
langkah-langkah pengajaran secara tepat dan baik.
b.
Memiliki
kesadaran terhadap kebutuhan siswa-siswi serta mengembangkan kebutuhannya
didalam memberikan pengarahan yang jelas.
c.
Memberi
respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa siswi yang menimbulkan
gangguan-gangguan kecil serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan
strategi yang dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku yang
berlebih-lebihan atau terus menerus melawan kelas.[14]
E.
Pendekatan dalam pengelolaan kelas
Masalah pokok yang dihadapi oleh seorang
guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas merupakan masalah yang kompleks.
Keberhasilan suatu proses pembelanjaran di
kelas sangat tergantung pada bagaimana guru menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang kondusif. Untuk mempertahankan kondisi kelas yang kondusif menurut
Bahri Zain, 2006. Diperlukan berbagai pendekatan, yaitu sebagai berikut :
1. Pendekatan kekuasaan (otoriter).
Peranan
guru disini menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin kelas.
2. Pendekatan ancaman (intimidasi).
Dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan ancaman,
misalnya melarang,menyindir, dan memaksa.
3. Pendekatan kebebasan (permisif).
Peranan
guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan siswa-siswi.
4. Pendekatan buku resep (cook book).
Peranan
guru hanyalah mengikuti petunjuk sesuai yang tertulis diresep.
5. Pendekatan pengajaran (instruksional)
Peranan
guru ialah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran dengan baik.
6. Pendekatan pengubahan tingkah laku.
Peranan
guru ialah mengembangkan tingkah laku yang baik dan mencegah tingkah laku yang
kurang baik.
7. Pendekatan sosioemosional.
Disini
guru adalah kunci terhadap pembentukan hubungan pribadi dan peranan adalah
menciptakan hubungan pribadi yang sehat.
8. Pendekatan proses kelompok.
Peranan
guru ialah mengusahakn agar pengembangan dan pelaksanaan proses kelompok itu
efektif.
9. Pendekatan electis atau pluralistik.
Disini
guru bebas memilih berbagai pendekatan berdasarkan situasi yang dihadapinya.[15]
F.
Prinsip Pengelolaan Kelas
Ada beberapa prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pengelolaan kelas yaitu :[16]
1. Keluwesan
Guru
harus luwes dalam merubah strategi mengajarnya sehingga dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan-gangguan siswa serta mampu menciptakan iklim
belajar mengajar yang efektif.
2. Kehangatan dan Keantusiasan
Kehangatan
dan Keantusiasan seorang guru dalam mengajar dapat mengubah terciptanya iklim
kelas yang menyenangkan.
3. Bervariasi
Menggunakan
variasi dalam proses belajar mengajar.
4. Tantangan
Menggunakan
kata-kata, tindakan atau bahan yang menantang.
5. Penanaman Disiplin
Mendorong peserta didik agar memiliki disiplin diri.
6. Penekanan Hal-Hal yang Positif.
Yaitu
pemikiran hal-hal yang positif dan menghindari konsentrasi pada hal-hal
negatif.
G.
Usaha Perventif Masalah Pengelolaan
Kelas
Tindakan mengelola kelas adalah tindakan yang
dilakukan oleh seorang guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar
proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan guru-guru tersebut dapat
berupa pencegahan yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun
kondisi sosial emosional sehingga terasa benar oleh peserta didik rasa
kenyamanan dan keamanan untuk belajar.
o
Kondisi
dan Situasi Belajar Mengajar
1)
Kondisi
Fisik
Lingkungan
fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil perbuatan
belajar. Lingkungan fisik menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung
meningkatnya intensitas proses perbuatan belajar peserta didik dan mempunyai
pengaruh positif terhadp pencapaian tujuan pengajaran, lingkunga fisik tersebut
adalah :
a. Ruang tempat berlangsungnya proses
belajar mengajar
b. Pengaturan tempat duduk.
c. Ventilasi dan pengaturan cahaya
d. Pengaturan penyimpanan barang-barang
Ruang
kelas diatur sedemikian rupa, baik tempat duduk siswa, posisi guru ditata
sedemikian rupa sehingga menunjang kegiatan pembelajaran efektif yang
memungkinkan munculnya kondisi belajar yang eksebilitas, mobilitas, interaktif
dan variasi kerjasama.
o
Kondisi
Sosial Emosional
Suasana sosial emosional dalam kelas
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar.
a.
Tipe
kepemimpinan
b.
Sikap
guru
c.
Suara
guru
d.
Pembinaan
raport
o
Kondisi
Organisasional
Kegiatan organisasional dapat berupa
o
Penggantian
pelajaran atau kuliah.[17]
H.
Masalah Pengelolaan Kelas
Masalah dalam mengelola kelas dapat di
kelompokkan menjadi dua kategori yaitu sebagai berikut :[18]
1. Masalah individual
Rudolf
Dreikurs dan Pearl Lasser mengemukakan empat kategori
masalah individu.
1) Ingin mendapatkan perhatian orang
lain
2) Ingin menunjukkan perhatian
3) Menyakiti orang lain
4) Peragaan ketidakmampuan
2. Masalah kelompok
Lois
V. Jhonson dan Mary A. Bany mengemukakan enam kategori
masalah kelompok dalam mengelola kelas. Adapun masalah-masalah yang dimaksud
adalah :
1) Kelas kurang kohesif
2) Membesarkan hati anggota kelas yang
justru melanggar norma kelompok
3) Kelompok cenderung mudah dialihkan
perhatiannya dari tugas yang tengah digarap
4) Semangat kerja rendah Kelas kurang
mampu menyelesaikan diri dengan keadaan yang baru
I.
Hambatan Dalam Pengelolaan Kelas
Ada beberpa faktor yang dapat menghambat
dalam pengelolaan kelas, yaitu :[19]
1. Faktor Guru
Guru juga bisa merupakan faktor penghambat
dalam melaksanakan penciptaan suasana yang dinamis dalam proses belajar
mengajar. Berikut ini beberapa hal yang merupakan faktor dalam pengelolaan
kelas yang bersumber dari guru itu sendiri, yaitu :
1) Tipe kepemimpinan guru.
2) Format belajar mengajar yang monoton
3) Kepribadian guru.
4) Pengetahuan guru.
5) Pemahaman guru terhadap peserta didik.
2. Faktor Peserta Didik.
Beberapa hal yang merupakan faktor penghambat
dari peserta didik yaitu :
1) Tidak menghormati peserta didik lain
2) Kekurangsadaran peserta didik dalam
memenuhi tugas dan haknya.
3. Faktor Keluarga
Faktor penghambat dari keluarga yaitu :
1) Keluarga yang tidak utuh atau broken
home.
2) Kebiasaan kurang baik di lingkungan
keluarga
4. Faktor Fasilitas.
Faktor fasilitas merupakan penghambat dalam
pengelolaan kelas, faktor tersebut meliputi :
1) Jumlah peserta didik dalam kelas.
2) Besar ruang kelas.
3) Ketersediaan alat.
J. Pengendalian iklim belajar.
Dalam proses belajar mengajar, sering terjadi
gangguan yang berkelanjutan. Apabila guru sudah merasa sulit untuk
mengendalikan iklim belajar mengajar yang baik, maka guru dapat bekerja sama
dengan guru konselor atau mungkin dengan kepala sekolah.
Sebelum penanganan dilakukan, guru dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Guru perlu menganalasis mengapa
terjadi penyimpangan-penyimpangan tingkah laku siswa.
b. Menggunakan pendekatan pemecahan
masalah melelui pendekatan kelompok. Dengan maksud agar setiap individu dapat
bekerja sama.[20]
DAFTAR PUSTAKA
Abu
Ahmadi. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia
Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan pengajaran edis revisi.
Jakarta:PT Remaja Rineka Cipta
Didi supriadi. 2012. Komunikasi Pembelajaran.
Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Eni Purwati,dkk. 2009.pendidikan guru madrasahibtidaiyah.
Surabaya: Aprinta
E.Mulyana . 2012. Menajemen
Paud. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya
E. Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
E.Mulyasa. 2010. Menjadi guru professional menciptakan pembelajaran kreatif dan
menyenangkan. Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Iskandar. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta
:Referensi
Masnur Muslich. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual,Panduan
guru,Kepala sekolah,dan pengawasan
sekolah. Jakarta:PT Bumi Aksara
Radno Harsanto. 2007. Mengelola kelas yang dinamis paradigma baru pembelajaran menuju
kompetensi siswa. Jogyakarta:kanisius anggota akapi
Rusman . 2011. Menjadi Guru Profesional.Bandung
: PT Remaja Rosda Karya
Suryono, dkk.2011. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya : PT.
Remaja Rosdakarya
Strategi belajar mengejar, PGSD2201/Modul . hlm 9.4
Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses pendidikan.Jakarta :kencana
Wina sanjaya. 2005. Pembelajaran Dalam
implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.Bandung :Kencana
Zainal Asril. 2011. Micro Teaching. Jakarta :
PT Raja Grapindo Persada
http://www.sekolahdasar.net/2011/12/keterampilan-dasar-pengelolaan
kelas.html. Senin,10 pebuari 2014 jam 14.35
[1] Abu Ahmadi. Strategi Belajar
Mengajar. (Bandung : Pustaka Setia. 1997).
Hal 32- 33
[3] Didi
supriadi. Komunikasi Pembelajaran. (Bandung : PT Remaja Rosda Karya. 2012). Hal
162
[4]
Iskandar. Psikologi Pendidikan. (Jakarta : Referensi. 2012). Hal 211
[5]
Rusman . Menjadi Guru Profesional. ( Bandung : PT Remaja Rosda Karya. 2011 ).
Hal 90
[6] Eni Purwati dkk,Learning assistance program for Islamic schools pendidikan guru
madrasah ibtidaiyah(Surabaya:Aprinta 2009)hlm.9-14
[7] Strategi belajar mengejar,
PGSD2201/Modul . hlm 9.4
[8] Radno Harsanto.Mengelola kelas yang dinamis paradigm baru pembelajaran menuju
kompetensi siswa(Jogyakarta:kanisius anggota akapi,2007)hlm.41-42
[9]
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses pendidikan.
(Jakarta :kencana. 2009). Hal
[10]
Zainal Asril. Micro Teaching. (Jakarta : PT Raja Grapindo Persada. 2011 ) hal
72
[11]E.
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional. ( Bandung : PT Remaja Rosda Karya. 2005 ).
Hal 91-92
[12]Suryono, dkk. Belajar dan Pembelajaran.
(Surabaya : PT. Remaja Rosdakarya. 2011). Hal 236
[13] E. Mulyana .
Menajemen Paud. (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. 2012) hal 125
[14] Micro Teaching. Modul . Hal 9-14
[15]
Ibid , Hal 9-14 sampai 9-17
[16] Mulyasa.Menjadi
guru professional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan(Bandung:PT
Remaja Rosdakarya,2010)hlm.91
[17] Masnur Muslich,KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual,Panduan
guru,Kepala sekolah,dan pengawasan
sekolah(Jakarta:PT Bumi Aksara,2009)hlm.72
[18]Ahmad Rohani,Pengelolaan pengajaran edisi revisi(Jakarta:PT Remaja Rineka Cipta,2004)hlm
125
[19] Ibid, hal 128-129
[20] Wina sanjaya. Pembelajaran Dalam implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi.(Bandung :Kencana, 2005). Hal 178
Tidak ada komentar:
Posting Komentar